Halaman

GNSS JAVAD Triumph 1 sebagai Alternatif Survei Hidrografi

Integrasi receiver GNSS JAVAD Triumph 1 dengan Odom Hydrotrac dalam pengukuran survei batimetri dilakukan untuk meningkatkan akurasi dalam penentuan posisi horisontal

Logam Emas

Karakteristik mineral logam emas dalam bidang pertambangan dan proses pemurniannya menghasilkan emas murni.

Toponimi

Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penamaan unsur-unsur rupabumi/topografi

Rabu, 25 Desember 2013

Sejarah Toponimi

Toponim merupakan nama unsur-unsur topografi atau nama unsur geografi, nama geografis atau nama rupa bumi. Toponimi merupakan ilmu tentang penamaan unsur geografi / topografi (rupa bumi) atau totalitas dari toponim dalam satu region.

PBB memberi pedoman atas 6 unsur yang perlu diberi nama :
  • -       Natural landscape features/unsur bentang alam alami
  • -       Populated places and localities/tempat-tempat berpenduduk dan lokalitas lainnya
  • -       Civil/political subdivisions/pembagian pemerintahan dan politik
  • -       Administrative areas/kawasan administrative : taman hutan lindung,suaka margasatwa
  • -       Transportation routes/jalur transportasi : jalan, jalan tol, trails, dsb
  • -       Other constructed features/unsur-unsur yang dibangun lainnya : bandara, pelabuhan, bendungan, monument, gedung, mercusuar, dll

Mengapa PBB berperan dalam hal tersebut :
  • -       Peranan nama rupabumi dalam kehidupan manusia
  • -       Peranan peta sebagai sumber informasi nama rupabumi
  • -       Peranan abjad dalam peta bagi komunikasi antar bangsa


Peranan nama rupabumi dalam kehidupan manusia :
  • -       Begitu manusia dari bangsa nomad mulai menetap maka mereka mulai memberi nama bentang alam yang ada sekitar kehidupan mereka atau yang tampak dari tempat mereka
  • -        Muncul nama-nama pohon atau binatang yang mereka lihat untuk mengidentifikasi lokasi tempat tinggal mereka, misalnya kampung rambutan, pulau babi, kampung merica
  • -    Menciptakan legendadari suatu gunung seperti legenda sangkuriang untuk tangkuban prahu, gunung batok, dll
  • -     Ada bangsa yang telah mengenal symbol seperti bangsa mesir kuno maka peta dan nama ditulis di berbagai media, seperti daun papyrus, marmer, kulit kayu, dan kertas di manusia modern.




Peta dari tablet tanah liat di zaman Mesopotamia (Sungai Eufrat dan Tigris) dan nama-nama tempat dalam abdjad simbol pada masa itu.


Selasa, 24 Desember 2013

Skala GEMPA MMI vs Richter?


MMI yaitu Mercalli Modify Intencity. Pada sebelumnya, satuan gempa dinyatakan dengan skala Mercalli (orang Italia), yang terbagi menjadi 12 skala. Skala ini dimodifikasi pada tahun 1931 oleh ahli gempa H. Wood dan F Neumann. Biasanya, skala MMI digunakan pada area yang tidak terdapat Seismograf. Skala MMI adalah sebagai berikut :

1.Tidak terasa
2.Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3.Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
4.Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda tergantung bergoyang.
5.Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak mampu jatuh.
6.Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7.Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8.Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9.Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10.Jembatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11.Rel kereta api rusak.
12.Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.

Skala yang diukur oleh alat seismograf umumnya adalah Richter. Skala Richter ditemukan oleh Charles Richter pada tahun 1935. Skala Richter mengukur kuatnya gelombang yang ditimbulkan gempa bumi.


Pada tahun 1979 pakar gempa yang lain yaitu Hiroo Kanamori dan Tom Hanks mencoba mencari jenis skala lain yang dapat mengambarkan kekuatan dan tingkat kerusakan sebuah gempa. Lahirlah skala gempa yang disebut MMS (Moment Magnitude Scale). MMS menyatakan besarnya energi yang dilepaskan oleh sebuah gempa, dan jika di bandingkan dengan skala Richter, maka skala MMS cocok digunakan untuk gempa diatas 3,5 Skala Richter.

Banyak satuan untuk mengukur gempa bumi yang lainnya,namun kesemuanya menyatakan berapa kekuatan yang ditimbulkan, dan yang terpenting adalah apa upaya kita untuk menolong korban gempa bumi tersebut. Sebagai orang geodesi, kita dituntut untuk bisa menganalisis penanggulangan resiko bencana. Resiko bencana maksudnya bukan hanya potensi bencana, tapi termasuk kerentanan dan kapasitasnya.


Selasa, 17 Desember 2013

Geodipa: Profil GEODIPA

Geodipa: Profil GEODIPA: Geodipa adalah suatu organisasi atau wadah bagi para penggiat dan pecinta alam mahasiswa Teknik Geodesi UGM. Berdiri 25 Mei 1974 Seperti ...

Mengenal LIDAR (2)

Apa yang dimaksud dengan Fullwaveform technology pada sistem Lidar dan apa keuntungannya digunakan di Indonesia
Sewaktu pelaksanaan scanning Lidar dengan cara membidikkan sinar laser ke arah obyek dipermukaan tanah, tiap bidikan yang mengenai obyek akan dipantulkan kembali ke laser generatornya, sistem seperti ini disebut leading edge technology. Sehingga dimungkinkan pantulan obyek pertama kembali ke generator yang disebut first return, diikuti sistem pantulan pada obyek terakhir yaitu permukaan tanah, dan return ke generator dan pantulan diantara first dan last return. Sistem seperti ini adalah kebanyakan sistem Lidar pada umumnya. Sistem Lidar lainnya adalah sistem yang disebut Fullwaveform technology, dimana setiap sinar Laser yang dipantulkan dan mengenai obyek akan terus lanjut pada obyek-obyek seterusnya sampai pada pantulan terakhir yang merupakan permukaan tanah. Sehingga setiap range dari bidikan akan mempunyai multiple wave untuk setiap obyek yang dilewati.
Kriteria last return yang berupa permukaan tanah adalah lamanya mengenai obyek yaitu 6 milisecond. Jika sinar laser mengenai obyek lebih dari 6 milisecond maka sinar harus kembali ke generator yang berararti adalah last return.

Komponen sistem Lidar manakah yang menentukan ketelitian hasilnya
Kekuatan pancar sinar Laser dan akurasi waktu laser yang digunakan untuk mengukur waktu tempuh akan menentukan akurasi range laser.  Akurasi GPS /INS akan menentukan akurasi posisi koordinat dan elevasi sensor yang berakibat pada akurasi obyek yang dibidik.

Bisakah Lidar dilakukan pada malam hari atau menembus awan dan wilayah berair di tanah
Pelaksanaan akuisisi Lidar dapat dilakukan pada malam hari karena Lidar menggunakan energi sendiri berupa sinar Laser.  Sinar Laser tidak dapat menembus awan yang merupakan partikel air, berair, dimana sifat sinar Laser tidak dapat menembus badan air.  Dengan demikian apabila bidikan sinar Laser mengenai wilayah berair seperti pantai,danau,sungai lebar,wilayah rawa dsb, maka sinar laser dengan gelombang infrared tidak dapat menembus tubuh air.

Apakah Lidar scanning bisa digunakan untuk Mapping bawah air
Bisa, dimana Lidar menggunakan sinar dengan panjang gelombang tertentu (normalnya sinar biru dengan panjang gelombang 300-400 micron yang dikombinasikan dengan sinar infrared.  Laser dengan menggunakn sinar infrared digunakan untuk mengetahui elevasi permukaan air,sedangkan lidar dengan sinar biru akan menembus tubuh air sampi dengan kedalaman tertentu sampai dengan permukaan dasar perairan. Sehingga kedalaman dasar perairan dapat diketahui untuk dipetakan.


Apa yang dimaksudkan dengan point-cloud,bare-earth dari Lidar
Point cloud merupakan kumulan titik hasil bidikan laser pada Lidar scanning yang telah diolah sehingga mempunyai posisi koordinat dan elevasi sesuai dengan referensinya. Sedangkan Bare-earth adalah point cloud yang telah dipilah hanya pada permukaan tanah saja(titik2 permukaan tanah gundul)

Apa kegunaan foto digital pada Lidar Mapping
a)      Foto digital pada Lidar mapping digunakan untuk :
b)     Melengkapi garis batas permukaan tanah yang mempunyai beda elevasi menyolok seperti garis pertemuan tebing, atau garis pada pematang yang berubah elevasinya secara drastis, yang disebut dengan breakline. Breaklini ini berfungsi untuk membentuk terrain atau garis kontur agar alami.
c)      Sebagai alat kontrol kualitas data Lidar
d)   Sebagai pelengkap data elevasi sekiranya data lidar tidak dapat menembus vegetasi karena lebatnya vegetasi walaupun telah dilakukan cara scanning tertentu seperti cross run.
e)      Sebagai media untuk penggambaran unsur-unsur planimetrik seperti Jalan,sungai,tutupan lahan dsb yang dapat dilakukan secara monoskopik maupun stereoskopik 3D
f)       Sebagai data pelengkap untuk keperluan tertentu karena foto udara dapat menghasilkan Peta Foto yang lebih informatif dibandingkan dengan peta garis.

Bisakah foto digital dilakukan bersamaan sewaktu akuisi data Lidar
Seharusnya foto udara digital dilakukan bersamaan dengan akuisisi Lidar agar lebih efisien dan memperoleh akurasi setara dengan hasil Lidar, yaitu georeferensi menggunakan data GPS/INS

Apakah persyaratan foto digital untuk Lidar Mapping
Sebaiknya foto udara dilakukan berdasarkan persyaratan Fotogrametry normal yaitu foto udara yang mempunyai pertampalan kedepan searah jalur terbang sebesar 60% atau lebih agar mempunyai daerah triplelap, dan pertampaln kesamping sebesar 30%. Tidak boleh terjadi gap antar foto maupun antar jalur terbang karena variasi skala wilayah bergunung.


Bagaimana akuisisi Lidar dan foto digitalnya untuk daerah bergunung
Akuisi lidar bersama foto udara pada wilayah bergunung harus menggunakan sistem management berdasarkan predetermend position yang dikontrol v/h (variasi kecepatan terhadap elevasi terrain) menggunakan GPS komputer navigation.

Bisakah data Lidar mencapai permukaan tanah jika wilayah yang di scanning adalah ber vegetasi cukup lebat
Salah satu perkiraan apakah Laser dapat menembus kelebatan vegetasi atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan dari bawah lingkungan vegetasi,jika seseorang dibawah lingkungan vegetasi masih dapat melihat sinar matahari, berarti Laser juga dapat menembusnya

Apa yang dilakukan jika data Lidar tidak dapat mencapai permukaan tanah

Guna mengantisipasi tidak menembusnya sinar laser pada wilayah bervegetasi lebat, dilakukan Cross-run dengan arah penerbangan yang berbeda, sehingga beaya Lidar Mapping akan tergantung dari sistem akuisisinya yang akan menghasilkan akurasi tersendiri. Dengan beaya yang lebih murah, cross run tidak dilakukan sehingga potensi sinar laser tidak akan mencapai permukaan tanah dan akibatnya data elevasi yang diperoleh terbatas dan akhirnya akan memberikan hasil keluaran yang tidak sempurna. Hanya data2 laser diatas permukaan tanah yang kurang bermanfaat untuk topolah yang diperoleh.  Jika cross run telah dilakukan tetapi memang kelebatan vegetasi tidak dapat ditembus sinar laser,upaya terakhir adalah dengan menambahkan data elevasi secara fotogrametry yaitu dengan pasangan foto udara stereo3D. Ekstraksi tambahan titik elevasi dilakukan oleh sistem menggunakan Algoritma fotogrametry digital(piksel based)

Mengenal LIDAR (Light Detection and Ranging)

Apakah Lidar Mapping

Lidar kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan (secara terjemahan bebas) adalah pengenalan obyek dari udara (airborne) menggunakan sinar (laser) dan pengukuran jarak dari sensor terhadap obyek yang akan dikenali.
Sinar Laser adalah sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya tersebut, maka laser bisa menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan tanah dan dipantulkan kembali untuk ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat beda waktu yang digunakan mulai keluar dari sensor sampai kembali ditangkap sensor. Sehingga jarak yang didapat atau disebut dengan Range merupakan separoh waktu pergi-pulang dikalikan dengan kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan. Sinar laser yang digunakan harus tidak berbahaya terhadap mata manusia (eye safe).
Apabila posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui (dengan technologi GPS/INS), maka setiap obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang Referensi yang digunakan.
Sehingga setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk pemetaan, khususnya pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan tanah yang memantulkan sinar laser sewaktu dilakukan scaning. Selanjutnya elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk menyusun Model Permukaan Digital/MPDyang bermanfaat untuk modelling permukaan wilayah maupun pembuatan garis kontur untuk pemetaan.
Untuk menyajikan gambaran dari detail planimitris permukaan tanah seperti Jalan, Bangunan, Sungai, jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah pertanian, perkebunan, budidaya, tambang, wilayah tubuh air dls, dilakukan dengan cara menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan sistem Lidar.



Apa Komponen sistem Lidar

Terdapat 3 komponen utama sistem Lidar yaitu : Laser generator-GPS/INS-Kamera digital.
Laser generator berfungsi untuk membidik obyek dari pesawat terbang dan mengukur waktu tempuh saat membidik obyek . Normalnya dilengkapi dengan unit perekam data. Sinar laser tersebut dibidikan secara tidak lengsung ke obyek diatas tanah, melainkan ditembakan melalui cermin yang digoyang sehingga akan membentuk bidikan kearah kanan-kiri dari sensor. Jika sensor bergerak karena dibawa oleh pesawat, maka hasil bidikan laser generator merupakan kumpulan titik dengan lebar tertentu(normalnya membentuk sudut 60º dari sumbu tegaknya) yang akan membentuk swath(lebar bidikan memanjang sesuai dengan arah gerakan terbang pesawat)GPS/INS digunakan untuk menentukan posisi dan penyimpangan sudut dari arah sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z dari Laser generator agar setiap bidikan laser yang mengenai obyek bisa ditentukan koordinatnya(Lintang-Bujur) dan elevasinya dari referensi yang ditetapkan. Kamera digital yaitu kamera yang dapat merekam obyek yang dibidik sinar laser dengan lebar ckupan yang sama dengan cakupan swath sinar laser


Jumat, 13 Desember 2013

Peran Lulusan Geodesi

Bagi para mahasiswa baik yang baru masuk maupun sudah lama tetapi belum mengetahui peran seorang lulusan geodesi, disini saya berbagi kepada adik-adik semua. Hal ini agar adik-adik semua mempunyai pandangan nantinya akan bekerja dimana setelah lulus.

Menurut beberapa spesialisasi ataupun penjurusannya, terdapat beberapa bidang yang dapat menjadi destinasi / tujuan adik-adik, yaitu :

1. Bidang Hidro-Oseanografi
2. Bidang Pertambangan
3. Bidang Pertanahan dan Geospasial
4. Bidang Foto Udara
5. Bidang Lainnya


Bidang Hidro-Oseanografi
Di dalam bidang hidro-oseanografi, seorang geodet (lulusan geodesi) mempunyai peran penting. Di bidang ini, dibutuhkan seorang navigator, survei dalam penentuan posisi dalam pemetaan batimetri (pemetaan kedalaman perairan). Hal yang paling menonjol dalam bidang ini adalah survei batimetri atau survei penentuan kedalaman perairan. Data batimetri ini dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan platform pengeboran minyak bumi, perencanaan pembangunan pipa bawah laut, perencanaan dermaga, dan sebagainya.
Saat ini, bidang hidro-oseanografi menjadi salah satu bidang yang menjadi incaran para lulusan geodesi. Selain gaji yang cukup menjanjikan, juga pengalaman berkunjung di perairan negeri tetangga pun menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi, resiko yang biasa muncul adalah kebosanan dan rasa kangen terhadap keluarga di rumah (tergantung pribadi masing-masing).

Bidang Pertambangan
Selain hidro, bidang yang tidak kalah menarik adalah bidang pertambangan. Jelas terlihat dalam bidang ini untuk peran seorang geodet. Pertambangan dimulai dari survei awal, eksplorasi, eksploitasi, sampai pada penutupan lahan pasti dibutuhkan peran seorang geodet. Sebagai contoh, di dalam eksplorasi  dibutuhkan data topografi dan volume tambang. Semua itu pekerjaan seorang geodet (didukung oleh disiplin ilmu lainnya). Di dalam eksploitasi, dilakukan pemetaan update cadangan tambang, volume terambil, volume stokpile, dan sebagainya.

Bidang Pertanahan dan Geospasial
Untuk yang lebih suka menjadi PNS, ada tempatnya. Adik-adik bisa masuk di BPN, BIG, PU, dan badan lainnya. Semua itu berhubungan langsung dengan urusan pertanahan dan informasi geospasial.

Bidang Foto Udara
Anda kenal Lidar?Citra?Google Earth? Semua itu hasil kerja fotogrametri. Dan Fotogrametri merupakan salah satu bidang keilmuan geodesi.

Bidang Lainnya
Bidang lainnya adalah bisa masuk di perbankan (auditor), perusahaan konstruksi, konsultan pemetaan, dan bahkan keluar dari ranah geodesi (meneruskan minat dan bakat di luar ranah geodesi). Hal-hal tersebut juga tidak kalah menariknya dengan bidang lain di atas.

Rabu, 11 Desember 2013

PEMERIAN MINERAL

1.   Mineral Silikat
Merupakan bagian terbesar dan mineral pembentuk batuan. Senyawa dan mineral merupakan kombinasi unsur-unsur utama yang terdapat di bumi, yaitu: O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg.
Mineral Silikat dibagi menjadi Mineral Silikat Gelap dan Mineral Silikat Terang. Terdapat hubungàn empiris antara warna, komposisi mineral, dan peranan individu mineral dalam kristalisasi dan pembentuk batuan.
A.  Mineral Silikat Gelap
Terdiri dan mineral olivin, piroksen, hornblende, biotit, garnet, dengan sifat fisik sebagai berikut:
-           OLIVIN (OLIVINE ) ----> ( Mg, Fe)2 SiO4
Adalah mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi, mengkristal paling awal. Dalam batuan seringkali tidak sempurna karena pelaturan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai.
-           PIROKSEN (PYROXENE) ----> (Ca, Fe, Mg) Silikat
Jenis mineral piroksen yang terpenting dalam batuan beku yaitu Augit. Augit mengandung silika yang persentasenya relatif rendah, sering dijumpai bersama olivin.
Piroksen berwarna hijau terang - gelap, atau hitam. Kilap gelas, kekerasan 5-6 ; pecahan Conchoidal; belahan prismatik baik, dua arah dengan sudut 90. Merupakan mineral utama dalam batuan beku Gabro atau Peridotit.
-     HORNBLENDE (GROUP AMFIBOL) ---> (Ca,Na)(Mg,Fe) Silikat-OH
Mempunyai kandungan silikat yang cukup. Kristalisasinya dari magma mengandung komponen air, dan disebut mineral basah.
Hornblende berwarna hijau muda-tua, dan hitam. Kilap gelas-buram. Kekerasan 5-6. Belahan prismatik dengan sudut 56 dan 124, untuk dua arah belahan yang berpotongan pecahan Sub-Conchoidal hingga kasar tak beraturan. Merupakan mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku menengah / intermediat, misalnya batuan beku Diorit.
-           BIOTIT (BIOTITE ) ----> K (MG,Fe) Al - Silikat-OH
Merupakan bagian dan kelompok mika (Mica Group) yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini lemah, sangat mudah membelah sepanjang bidang-bidang kristalnya. Biotit mengkristal dan magma yang mengandung air pada tahap akhir pemadatan. Biotit berwarna coklat muda-tua, hitam, kilap gelas, kekerasan 2,5 - 3,0 ; belahan sempurna dalam satu arah merupakan mineral yang sering dijumpai dalam batuan beku Granit dan Syenit.
-           GARNET ----> (Fe, Mg, Ca) Al3 Si2 O12
Kriteria utama untuk mengenal mineral ini yaitu kekerasan menyamai kuarsa dan hampir tidak ada belahan. Garnet berwarna merah-coklat, kekerasan 7, tidak ada belahan.
Banyak dijumpai pada batuan metamorf. Mineral ini digunakan sebagai bahan kertas yang cukup baik, dengan memanfaatkan butiran.

B.  Mineral Silikat Terang
Terdiri dari mineral feldspar, muskovit, kuarsa dan lempung. Sifat fisik mineral tersebut:
-           FELSPAR (FELDSPAR)
Terdapat dua jenis feldspar utama yaitu:
a.   K-Felspar ---> K Al Si3 O8 ----> Ortoklas, Sanidin Mikroklin
Biasanya tidak berwarna putih, kadang-kadang kuning muda, merah muda, biru atau hijau. Kilap kaca, kekerasan 6, belahan dua arah sangat baik 90. Mineral utama pada intrusi plutonik pada temperatur menengah-tinggi, dengan pendingin sangat perlahan. Biasa dijumpai pada batuan beku Granit, Granodiorit, Syenit.
b.   Plagioklas ----> ( Na, Ca ) Al Si3 O8 ----> Anortit Bytownit, Labradorit Andesin, Oligokias, Albit.
Biasanya tidak berwarna putih, kilap kaca, kekerasan 6,0-6,5 belahan dua arah 90. Mineral utama pada intrusi plutonik seperti pada batuan beku Granit, Syenit, Diorit, Gabro.
-     MUSKOVIT (MUSCOVITE) = MIKA ---> K Al2(AlSi3)O10(OH)2
Termasuk kelompok mika yang hampir sama dengan biotit. Terdapat pada batuan beku yang kaya silika. Muskovit tak berwarna, kilap mutiara-kaca, kekerasan 2,0-2,5 ; belahan satu arah sempurna, ciri berlembar digunakan sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Mineral yang sangat umum dijumpai pada batuan beku Granit dan batuan Metamorf Sekis.
-     KUARSA (QUARTZ) ----> SiO2
Dijumpai pada batuan yang kaya akan silika. Pengarahan zat lain akan merubah warna hingga beragam, misalnya hadirnya mangan menjadi kemerahan (rosf quartz), hadirnya besi menjadi ungu. Tergantung kandungan kombinasi dengannya. Kuarsa tak berwarna transparan, kilap kaca berlemak, kekerasan 7, pecahan conchoidal, umum dijumpai dikerak bumi, mengkristal langsung dari magma. Sangat umum dalam batuan beku Granit, batuan sedimen Batupasir, dan pada batuan metamorf yang mempunyai struktur foliasi seperti Sekis dan Genes.
-     LEMPUNG (CLAY)
Terbentuk dan hasil alterasi mineral lain, misalnya hasil alterasi dan felspar dengan hadirnya air. Ortoklas berubah menjadi kaolin. Plagioklas beralterasi menjadi montmorilonite. Kandungan air yang cukup besar dapat merubah montmorilonite menjadi kaolin. Dalam beberapa hal kaolin merupakan hasil akhir, misalnya pada proses pelapukan. Lempung berwarna putih, kekerasan 2,0-2,5, belahan sempurna ,mineral lempung dijumpai pada batuan sedimen.

2.   Mineral Bijih Logam
Mineral bijih hampir semuanya mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen).
A.  Kelompok NATIVE ELEMENT
Tembaga (Cu), Emas (Au), Perak (Ag) jarang ditemukan.
B.  Kelompok SULFIDA
Galena ----> PbS
Berwarna abu-abu, gores / coret hitam, kekerasan 7,5, belahan sejajar sisi kubus.
C.  SPALERIT (SEPHALERITE) ---> ZnS
Berwarna coklat kemerahan, gores / coret hitam,kekerasan 4.
D.  PIRIT (PYRITE ) --> FeS2
Berwarna kuning, gores / coret hitam, kekerasan 6, belahan tidak ada.
E.  Kelompok OKSIDA
Magnetit .---> Fe3 04
Berwarna hitam, gores / coret hitam, kekerasan 5, belahan buruk.
F.   LIMOMITE --> Fe2 O3
Berwarna hitam, gores / coret tanah coklat, kekerasan 5, belahan buruk.
G.  HEMATITE ---> Fe2 O3
Berwarna hitam, gores / coret abu-abu coklat, kekerasan 5,5, belahan tidak ada.
3.   Mineral Non Logam
Mineral yang paling umum dijumpai adalah karbonat, sebagian besar kalsit, gips; yaitu kalsium sulfat. Berwarna putih atau tidak berwarna. Sering dijumpai dalam bentuk urat bersama bijih logam, umumnya bernilai ekonomis dan hanya sebagai gangue mineral. Gips dan asosiàsi mineral sulfat, anhidrit, keduanya dijumpai dengan batugaram (halite) pada endapan yang terbentuk karena penguapan garam air laut.

Dimasukan dalam kelompok evaporite.

Sifat Fisik Mineral

SIFAT FISIK MINERAL
1.     Bentuk Kristal (Crystal Forn)
Suatu bentuk mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian kristal. Struktur kristal berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini mempunyai pola teratur pada sisi-sisinya dengan sudut aturannya yang dapat digolongkan kedalam sistim kristal utama merupakan ciri setiap mineral. Bentuk-bentuk kristal yang sempurna jarang ditemukan dan sulit untuk dapat melakukan pemerian.
Contoh:  kuarsa ---> Hexagonal = prisma enam bidang.
2.     Warna (Color)
Adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum daripada petunjuk yang spesifik.
Contoh:  Ortokias ---> Merah muda,

3.     Belahan (Cleavage)
Sifat mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah-arah tertentu dan bentuk rata, umumnya sejajar dengan salah satu sisi kristal. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang cleavage.
Contoh:  Mika —--> belahan satu arah sempurna.
4.     Pecahan (Fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral dan umumnya tidak teratur, disebabkan suatu mineral mendapat tekanan yang melebihi batas-batas elastis dan plastisnya. Bentuk pecahan secara umum dibagi lima.
Contoh:  Olivin ---> Pecahan Conchoidal.
5.     Kilap (Luster)
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparansi). Kilap secara umum dapat dibedakan atas kilap logam (Metallic Luster) dan kilap bukan logam (Non Metallic Luster).
Kilap logam contoh: Pyrite, Chalcopyrite, Galena, Grafit, Hematite, Magnetite.
Kilap bukan logam umum terdapat pada mineral-mineral yang mempunyai warna muda (light coloured) dan dapat meluluskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis dan mineral tersebut. Kilap bukan logam dapat dibedakan menjadi tujuh.
6.     Gores atau Cerat (Streak)
Adalah warna bubuk mineral apabila digoreskan pada pelat porselen. Untuk mineral bijih gores dapat dipakai sebagai petunjuk. Pada mineral yang mempunyai kilap bukan logam biasanya gores mineral tersebut tidak berwarna atau berwarna muda. Gores dapat sama atau berbeda dengan warna mineralnya.
Contoh:  Hematit ---> Cokiat.
7.     Kekerasan (Hardness)
Adalah ukuran daya tahan dari suatu permukaan mineral terhadap goresan (scratching). Kekerasan relatif dari suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan mineral tersebut dengan suatu urutan mineral yang dipakai sebagai standar kekerasan. Mohs ( 1822 ) telah membuat skala kekerasan mineral secara kualitatip (scale of relative hardness).
Contoh:  Kalsit ——-> Kekerasan 3
8.     Perawakan (Crystal Habit)

Bentuk khas mineral yang ditentukan oleh bidang-bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Artinya; bentuk bangunan suatu mineral yang benar-benar terlihat, bukan bentuk sempurna atau bukan bentuk sistim kristal utama. Perawakan kristal bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuknya sangat dipengaruhi dengan keadaan lingkungan sewaktu pembentukannya, sedang keadaan itu sangat berubah-ubah. Untuk mineral tertentu sering menunjukkan perawakan krital tertentu, seperti mineral Mika memperlihatkan perawakan mendaun (foliated), mineral Amphibol perawakan meniang (columnar).

Mau dapat duit?

Dapatkan Uang dari Internet

PPC Iklan Blogger Indonesia