Halaman

GNSS JAVAD Triumph 1 sebagai Alternatif Survei Hidrografi

Integrasi receiver GNSS JAVAD Triumph 1 dengan Odom Hydrotrac dalam pengukuran survei batimetri dilakukan untuk meningkatkan akurasi dalam penentuan posisi horisontal

Logam Emas

Karakteristik mineral logam emas dalam bidang pertambangan dan proses pemurniannya menghasilkan emas murni.

Toponimi

Toponimi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penamaan unsur-unsur rupabumi/topografi

Jumat, 22 November 2013

GEOTEKNIK

Geoteknik (engineering geology) merupakan bagian dari rekayasa sipil yang didasarkan pada pengetahuan geologi tentang karakteristik batuan dan tanah.
Penyelidikan geoteknik merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum pekerjaan pemindahan tanah atau penempatan beban pada tanah berlangsung. Dengan adanya perencanaan geoteknik diharapkan dapat dicapai suatu kegiatan dengan produktivitas optimal, effisien dan aman. Sebaliknya tanpa adanya perencanaan geoteknik yang baik maka akan dijumpai masalah – masalah yang akan menghambat pekerjaan terutama dalam hal kestabilan lereng.
Suatu rancangan geoteknik dibuat atas dasar dua aspek utama, yaitu :
-     Aspek ekonomi, dijabarkan dalam hal – hal yang berkaitan dengan jumlah material dan biaya.
-     Aspek keselamatan, berupa rancangan dan  pengawasan terhadap desain yang dibuat agar tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan.

Kedua aspek tersebut seringkali berbenturan, misalkan pada penentuan sudut kemiringan lereng, ditinjau dari aspek ekonomi maka sudut kemiringan yang terjal akan semakin menguntungkan, namun sebaliknya dari aspek keselamatan lereng yang lebih landai adalah lereng yang lebih aman. Penyelidikan geoteknik dibutuhkan untuk menentukan sejauh mana lereng bisa tetap aman dengan nilai ekonomis setinggi mungkin.

SURVEY GEOTEKNIK
Penyelidikan geoteknik secara umum dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa bukaan yang membentuk lereng terjal akan menimbulkan resiko terjadinya longsor, adapun longsor tersebut dipengaruhi oleh faktor – faktor geometri lereng, kekuatan massa batuan, struktur geologi, kondisi hidrogeologi dan faktor dari luar.
Untuk lereng bukaan yang tinggi keseluruhan (overall) lebih dari 15 meter, harus ada kajian / analisis geoteknik yang didukung hasil penelitian, yang menyatakan bahwa bukaan tersebut dalam keadaan aman.
Selain itu penelitian geoteknik juga dibutuhkan dalam kajian metode pembongkaran batuan, disain penimbunan dan kajian tentang lapisan dasar.
Kajian yang dilakukan pada penyelidikan geoteknik adalah analisis kemantapan lereng, analisis kemampu-garuan dan kemampu-galian. Analisis kemantapan lereng meliputi analisis kemantapan lereng tunggal (individual/single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope), baik lereng atas (highwall) maupun bawah (lowwall) serta lereng timbunan. Sedangkan analisis kemampu-garuan dan kemampu-galian dilakukan untuk mengetahui tipikal karakteristik material dalam kaitannya dengan aktivitas penggalian dan penggaruan.

Tujuan dilakukannya survey geoteknik adalah:
1.  Menentukan sudut kemiringan dan tinggi lereng yang aman baik pada jenjang (benches) maupun pada lereng (slope).
2. Memberikan rekomendasi metode penggalian batuan yang efisien dan cocok dengan karakteristik batuan.
3.   Memberikan rekomendasi konstruksi jalan.

Pengambilan contoh Geoteknik dengan sistem percontoan tanah / batuan yang belum terganggu (undisturbed sampling). Tujuannya untuk memperoleh conto inti batuan yang memenuhi syarat untuk diproses selanjutnya di laboratorium geomekanika.

Ini dilakukan dengan sistem konvensional yaitu menggunakan tabung (thinwall tube) berukuran panjang ± 50cm dan diameter ± 2 inchi yang dimasukkan ke dalam tanah. Tabung yang berisi perconto kedua ujungnya ditutup dengan plastik (terisolasi dari udara luar), agar kadar air asli di dalam conto tidak berubah pada saat dilakukan pengujian di laboratorium.

EKSPLORASI TAMBANG (SECARA UMUM)

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pemetaan Topografi
Pemetaan topografi merupakan gambaran permukaan tanah yang disajikan dalam sebuah peta. Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi 3 dimensi (x, y, dan z) suatu titik. Data topografi dan posisi pengambilan perconto (sampel) digunakan dalam perhitungan cadangan bahan galian tambang baik secara terduga, terukur maupun terhitung.

Investigasi Geologi
Investigasi geologi dilakukan sebagai kegiatan utama yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan cebakan mineral tambang dari wilayah tertentu. Kegiatan ini diimplementasikan dengan pengambilan perconto di setiap titik-titik tertentu untuk dilakukan uji laboratorium mengenai ketersediaan kandungan mineral tambang emas khususnya.



TAHAPAN PEKERJAAN
Dalam pekerjaan ini, dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

Tahap Survei Awal
Tahap survey awal dilakukan sebagai persiapan untuk melakukan kegiatan eksplorasi. Hal ini perlu dilakukan agar perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya bisa secara tepat dapat dilakukan, selain pertimbangan dalam proses studi kelayakan pada tahapan berikutnya.

Tahap Eksplorasi Regional
Tahap eksplorasi regional merupakan tahap pertama dalam kegiatan eksplorasi. Pada tahapan ini dilakukan pemetaan secara regional dengan sistem grid dengan jarak antar grid 100 meter. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel tanah pada titik-titik grid tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan bahan tambang emas secara regional. Hasil dari tahap ini berupa peta desain tambang dengan cakupan secara regional pada wilayah pertambangan beserta hasil uji laboratorium mengenai data sampel tanah yang diambil.

Tahap Eksplorasi Sistematik
Setelah tahap eksplorasi regional, dilakukan eksplorasi secara sistematik. Secara umum pekerjaan yang dilakukan hampir sama dengan tahap eksplorasi regional. Perbedaannya adalah mengenai wilayah potensi keberadaan bahan tambang emas berdasarkan hasi eksplorasi regional dan jarak antar titik-titik grid sebesar 50 meter. Pengambilan sampel/perconto dilakukan pada titik-titik grid tersebut dan dilakukan uji laboratorium. Hasil dari tahapan ini berupa peta desain tambang dengan cakupan lokasi tertentu (prospek). 

Tahap Studi Kelayakan
Dari hasil eksplorasi sistematik yang dilakukan sebelumnya, perlu dilakukan studi kelayakan sebelum menginjak pada tahap eksplorasi detil. Hal ini perlu dilakukan untuk analisis mengenai untung rugi dari proses penambangan (eksploitasi) nantinya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai sudut, diantaranya dari segi finansial, lingkungan baik sosial maupun ekosistem alam, dan teknis. Khusus dari segi teknis akan ditentukan bagaimana sistem penambangan yang akan dilakukan nantinya. Hasil dari studi kelayakan ini berupa analisis dari ketiga bagian tersebut. 

Tahap Eksplorasi Detil
Setelah didapat hasil analisis dari studi kelayakan tersebut, kegiatan eksplorasi dilanjutkan pada tahap eksplorasi detil. Pemetaan dan pengambilan perconto (sampel) dilakukan pada setiap titik-titik grid dengan jarak antar grid sebesar 25 meter. Dari tahapan ini dapat dihasilkan cadangan bahan galian emas terhitung dengan kadar yang dihasilkan dari uji laboratorium. Pada umumnya, dapat ditentukan juga bahwa cadangan emas tersebut berupa urat emas ataupun berupa gunungan tanah/batuan yang mengandung emas. 

Senin, 18 November 2013

Logam Emas

Menurut geologi sejarah, batuan terbagi menjadi 3 jenis secara umum, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan beku terbentuk akibat proses pembekuan magma. Batuan sedimen terbentuk akibat proses pelapukan, erosi, pengangkutan dan sedimentasi batuan. Batuan sedimen bisa berasal dari batuan beku maupun batuan metamorf. Batuan metamorf terbentuk dari batuan sedimen atau batuan beku yang melalui proses pembentukan yang sangat lama dan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan proses geologi.

Dari kandungan batuan, terbagi menjadi dua tipe, yaitu kandungan logam dan non logam. Emas merupakan bahan logam. Dalam studi geologi, emas dapat ditemukan pada tiga lokasi/tipe. Pertama adalah emas yang terdapat dari pembekuan langsung secara cepat dari magma dalam perut bumi. Kedua, emas terbentuk dari celah epithermal yang kemudian membeku. Ketiga emas terbentuk akibat pengikisan dari batuan epithermal maupun hydrothermal yang kemudian terendapkan pada daerah aliran sungai. Implementasi dari ketiga jenis penemuan emas di atas, dapat ditemukan emas dalam kandungan tanah, urat emas, maupun butiran-butiran emas yang terendapkan di sungai.

Menurut jenisnya, emas merupakan tipe native. Biasanya emas ditemukan bersama-sama dengan logam lainnya seperti perak, platina ataupun tembaga. Oleh karenanya, untuk mendapatkan emas murni, dilakukan pemurnian. Pemurnian dapat dilakukan dengan pemisahan materi non logam dan logam (secara fisika). Sesuai dengan karakteristik bahan logam, tanah/batuan yang mengandung emas tersebut dihancurkan/diuraikan dan setelahnya dilakukan pemisahan dengan bantuan air.

Setelah melalui proses pemisahan bahan logam dan non logam, proses selanjutnya adalah proses pembersihan dengan cairan merkuri. Cairan merkuri bersifat mengikat logam emas. Dengan proses tersebut, emas yang terikat dengan cairan merkuri masih dalam bentuk cairan. Oleh karena itu perlu proses penyulingan untuk mendapatkan emas padatan. Namun, setelah penyulingan bukan tidak mungkin masih terdapat kandungan lainnya yang belum teruraikan. Selanjutnya dilakukan proses pemurnian tahap akhir dengan bantuan aluminium hidrolik. Dari ketiga proses tersebut akan menghasilkan emas murni.



Dalam pembagiannya, emas termasuk bahan galian tipe B (bersifat vital) yang dalam penggolongannya merupakan bahan galian yang memenuhi hajat hidup orang banyak. Logam lain yang satu tipe adalah perak, platina, molybdenum, tembaga, chrom, vanadium, dan sebagainya.

Sabtu, 16 November 2013

SOKKIA Serie DX : Produk Terbaru SOKKIA

SOKKIA mengumumkan produk terbarunya yaitu Total Station Robotik serie DX yang dirancang memberikan solusi penuh untuk satu orang operator. Sistem robotik model DX ini tersedia untuk pelacakan secara otomatis upgrading firmware.
Autotracking kit datang melalui memori stik USB dan dapat diinstall pada setiap satuan DX standar. Upgrading dapat dilakukan dengan mudah dan ideal jika Anda belum pernah menggunakan Total Station Robotik. Paket robotik lebih sempurna dengan data kontroler MAGNET v2.0 dan jelas tentunya autorotasi prisma sebesar 360 derajad.
Total Station seri DX ini memiliki stasiun komunikasi berupa Bluetooth dengan kinerja pelacakan kelas super canggih. Selain itu DX hadir dengan dipatenkannya sistem RED-Tech yang memudahkan untuk pengukuran secara reflektorless dan dengan kecanggihan pada pengukuran sudut.
Selain itu, PT ASABA selaku distributor resmi produk SOKKIA di Indonesia telah memperkenalkan produk terbaru tersebut sebulan yang lalu. Selain Total Station seri DX, SOKKIA juga mengeluarkan produk terbaru lainnya seperti GNSS Receiver GRX2 dan GSX2.

Total Station seri DX yang dikeluarkan oleh SOKKIA yaitu DX-101AC, DX-102AC, DX-103AC dan DX-105AC. Apa sih perbedaan teknologi yang melekat pada alat survey ini? Tunggu saja berita terbarunya. 

Jumat, 15 November 2013

Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013

Sistem referensi merupakan hal yang sangat penting dan utama dalam menentukan posisi baik di permukaan bumi maupun di atas/bawah permukaan bumi. Dalam faktanya, saat ini terdapat sistem referensi baru di Indonesia. Pemutakhiran sistem referensi ini perlu dilakukan mengingat di Indonesia merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik yang aktif. Indonesia di keliling oleh lempeng aktif dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Pasifik (lempeng teraktif), Eurasia, Filipina. Sistem referensi ini dikenal dengan nama Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013.
Pemutakhiran sistem referensi geospasial merupakan hal yang sangat wajar mengingat perkembangan teknologi penentuan posisi pun sudah semakin teliti. Sistem referensi geospasial global yang menjadi acuan seluruh negara dalam mendefinisikan sistem referensi geospasial di negara masing-masing juga mengalami pemutakhiran dalam kurun waktu hampir setiap 5 tahun atau lebih cepat (Badan Informasi Geospasial).
SRGI 2013 akan mendefinisikan beberapa hal, yaitu :
  1. Sistem Referensi Koordinat yang mendefinisikan titik pusat sumbu koordinat, skala dan orientasinya.
  2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional
  3. Ellipsoid Referensi yang digunakan
  4. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pengaruh pergerakan lempeng tektonik
  5. Sistem Referensi Tinggi
  6. Garis Pantai nasional yang akurat dan terkini
  7. Sistem dan Layanan berbasis web untuk mengakses SRGI 2013
Sistem dan layanan berbasis web yang akan disediakan oleh BIG terkait SRGI 2013 diantaranya :
  1. Nilai koordinat horisontal, vertikal, gaya berat, serta deskripsi titik kontrol geodesi
  2. Perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu, sebagai koreksi akibat pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi
  3. Geoid dan konversi sistem  tinggi
  4. Petunjuk penggunaan SRGI 2013 dan berbagai informasi terkait.
  5. Aplikasi maupun perangkat yang memudahkan pengguna untuk menggunakan SRGI 2013
Hal ini bisa dipelajari selanjutnya untuk pemutakhiran sistem referensi di Indonesia. Tentunya dinamika lempeng tektonik dan gejolak inti bumi pun akan memaksa kita sebagai simpatisan geospasial berpikir untuk mengikuti dinamika tersebut. Pergeseran kutub utara bumi pun salah satu fenomena besar yang akan berpengaruh pada sistem referensi global.


Kamis, 14 November 2013

Odom Hydrotrac + Javad Triumph-1

Semakin berkembangnya zaman, kita harus bisa mengikuti trend dan beradaptasi dengan keadaan di sekitar kita, khususnya di bidang survei data geospasial. Khusus di pemetaan batimetri, terdapat opsi untuk menggabungkan 2 alat yaitu GPS dan alat ukur kedalaman dengan merk yang berbeda.



Hal ini berangkat dari keadaan di mana di suatu tempat saya belajar, hanya terdapat alat ukur kedalaman single beam echosounder  yaitu Odom Hydrotrac keluaran Trimble dan Javad Triumph-1, tentunya keluaran produk Javad. Pada keadaan ini, dituntut untuk melakukan pengukuran survei batimetri dengan metode RTK. Tantangan inilah yang membuat kita bisa berkreasi dalam keadaan yang seperti ini.



Odom Hydrotrac merupakan alat ukur kedalaman dengan jenis singlebeam echosounder yang support untuk format data NMEA (format data GPS). Sementara itu, Javad Triumph-1 bisa juga untuk di setting agar bisa menggunakan format data NMEA khususnya NMEA GGA (support untuk Odom Hydrotrac). Nah, how to enabling NMEA data from Javad Triumph-1? Disinilah kita bisa berkreasi.

Pada posting selanjutnya akan saya share bagaimana mengaktifkan format data NMEA pada Javad Triumph-1 GNSS.

Salam surveyor.

Rabu, 13 November 2013

Peran SIG di berbagai Bidang

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan suatu alat bantu dalam menganalisa gejala geosfer. SIG menjadi satu disiplin ilmu yang berkembang pesat saat ini ditengah pesatnya teknologi pemetaan. SIG menjadi dasar bagi para pembuat keputusan untuk membuat sebuah kebijakan yang berhubungan dengan perencaaan tat keruangan suatu wilayah. Beberapa manfaat dari SIG diantaranya adalah

1. Bidang Pendidikan
  • Untuk menentukan lokasi pembangunan sekolah yang tepat
  • Alat bantu pembelajaran geografi di sekolah
2. Bidang Geologi
  • Untuk menentukan keterdapatan lokasi bahan galian
  • Untuk menganalisis penyebaran limbah industri tambang
3. Bidang Sumber Daya Alam
  • Untuk memetakan pola penyebaran SDA dan pemanfaatannya
4. Bidang Transportasi
  • Sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan fasilitas transportasi
5. Bidang Militer
  • Untuk memetakan wilayah NKRI dan pemetaan rute-rute perjalanan logistik dan peralatan perang
6. Bidang Ekonomi
  • Untuk menentukan perencanaan pembangunan pasar, bank atau fasilitas ekonomi lainnya
Itulah beberapa manfaat SIG yang diterapkan di berbagai bidang. Masih banyak lagi bidang lain yang memanfaatkan SIG dalam pengelolaannya.

Selasa, 12 November 2013

TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

  1. Survei Peninjauan
    Identifikasi : 
    -
        Kondisi geografi
    -  Tata guna lahan
    -  K
    esampaian daerah
    Kegiatan :
    -  
    Studi geologi regional
    -  P
    enafsiran pengindraan jauh
    -  M
    etode tidak langsung lainnya
    -  
    Inspeksi lapangan pendahuluan
    -  
    Pemetaan skala 1:100.000
  2. Prospeksi (Prospecting)
    Kegiatan :
    -  
    Pemetaan geologi skala 1:50.000
    -  
    Pengukuran penapang stratigrafi
    -  
    Pembuatan puritan
    -  P
    embuatan sumuran
    -  
    Pemboran uji (scout drilling)
    -  P
    engambilan peconto
    Analisis : Penyelidikan geofisika (jika perlu)
  3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration)
    Pengkajian : 
    Geoteknik, Geohidrologi
    Kegiatan :
    -  Pemetaan geologi skala 1:10.000
    -  
    Pemetaan topografi
    -  
    Pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya
    -  
    Penampang (logging) geofisika
    -  
    Pembuatan sumuran/puritan uji
    -  
    Pengambilan perconto
  4. Ekplorasi Rinci (Detailed exploration)
    Pengkajian : 
    Geoteknik, Geohidrologi
    Kegiatan :
    -  P
    emetaan geologi dan topografi skala 1:2.000
    -  
    Pemboran dan pencontohan
    -  
    Penampangan (logging) geofisika

Kamus Tambang



A
abrasi ( abrasion )
pengikisan akibat adanya gesekan dan/atau benturan antara satu material dengan material lain

abrasif ( abrasive )
bahan untuk menggosok atau memoles permukaan benda keras seperti logam dan kaca; abrasif alam biasa dipergunakan adalah intan, korundum, topaz, garnet, pasir kuarsa; abrasif buatan a.l. karborundum SiC) dan gammaalumina

absis ( abscissa )
sumbu horizontal (sumbu X) dalam sistem koordinat Kartesian; lihat koordinat

absit ( abbcite )
amonia dinamit yang mengandung alkali klorida dengan presentase tinggi; bahan peledak ini sering digunakan di tambang batu bara

absorpsi air ( water absorption )
sifat pori suatu batuan yang diukur berdasarkan kemampuan menyerap air dari pori-pori yang terbuka, dinyatakan dalam persen (%)

absorsi seismik ( seismic absorption )
proses penubahan energi suatu gelombang seismik menjadi energi panas pada media yang dilaluigelombang tersebut; sin. penyerapan seismik

abu ( ash )
material anorganik sisa pembakaran yang tertinggal karena tidak bisa terbakar oleh suatu proses pembakaran yang sempurna

abu vulkanik ( volcanic ash )
bahan padat lepas berbutir halus yang terbentuk sebagai hasil letusan gunung berapi

adhesi ( adhesion )
gaya tarik-menarik antara dua molekul yang tidak sejenis

adikristal ( euhedra )
(lihat purna kristal)

adit ( adit )
jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi; sin. terowongan buntu

aditif ( additive )
(lihat imbuhan)

aduk ( agitation )
(lihat agitas)

aerasi ( aeration )
pengaliran udara ke dalam suatu proses dengan tujuan untuk : 1, menyediakan oksigen; 2. membentuk gelembung udara pada proses flotasi

aeromagnetik ( aeromagnetic )
(lihat penygian/survei magnetic udara)

aerometer ( aerometer )
alat untuk menentukan berat, berat jenis, kerapatan udara atau gas lainnya

aerosol ( aerosol )
suspensi padatan mikro atau partikel cairan di udara atau gas yang berupa asap atau kabut

afanitik ( aphanitic )
tekstur batuan beku yang butir-butir kristal mineralnya terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang

afinitas ( affinity )
kecenderungan selektif suatu unsur atau senyawa kimia untuk membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain; secara termodinamis dinyatakan oleh besaran bebas reaksi

agitasi ( agitation, )
pengadukan yang dilakukan untuk meningkatkan kontak fisik antara dua fase yang bereaksi, msl. dalam proses pengatusan; agitasi dimaksudkan untuk menpercepat proses pelarutan; sin. aduk

agitator ( agitator )
alat mekanis untuk mengaduk suatu campuran supaya cepat merata atau cepat larut

aglomerat ( agglomerate )
batuan breksi yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas pecahan batuan gunung api

agradasi ( agradation )
(lihat tanah tumbuh)

aiciang ( aiciang )
(lihat ranting penahan)

air artesis ( artesian water )
air tanah yang berada diantra dua lapisan kedap air sehingga air tersebut bertekanan tinggi; jika ada lubang keluar baik disengaja atau bukan air akan memancar dengan kekuatan besar; sin. air tekanan

air asam tambang ( acid mine water )
air tambang yang mengandung asam sulfat lemah yang dihasilkan dari reaksi organik atau anorganik dari material yang mengandung pirit dengan air dan oksigen

air bawaan ( inherrent moisture )
(lihat air tetambat; lengas bawaan)

air bawah tanah ( underground water )
semua air yang terdapat dalam lapisan pengandung air bawah permukaan tanah, termasuk di dalamnya mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah

air bebas ( freemoisture, surface moisture )
air yang terkandung dalam bahan galian yang dapat menguap pada suhu dan tekanan kamar selama 24 jam; sin. lengas bebas

air garam ( saline water )
air yang mengandung 1000 ppm padatan terlarut, msl. air rawa, air bergaram, dan air laut

air sisipan ( interstitial water )
air yang terperangkap dalam ruang antar butir mineral pembentuk batuan

air tanah ( ground water )
air yang terdapat pada daerah jenuh didalam tanah atau akuifer

air tanah bebas ( unconfined ground water )
air yang terdapat pada akuifer bebas

air tanah terkungkung ( confined ground water )
air tanah yang mendapat tekanan jauh lebih besar daripada tekanan atmosfer dan diapit oleh lapisan kedap air; sin. air tanah tertekan

air tanah tertekan ( confined ground water, )
(lihat air tanah terkungkung)

air tekanan ( artesian water, )
(lihat air artesis)

air tertambat ( inherrent moisture, )
air yang terkandung dalam batu bara sejak terbentuknya dan tidak dapat dipisahkan pada suhu dan tekanan kamas, hanya dapat disingkirkan dengan pemanasan 110 derajat C; sin air bawaan; lengas bawaan


AIROX ( AIROX )
sejenis bahan peledak lemah berupa udara yang dicairkan; airox merupakan singkatan dari air oxygen 

Untuk lebih lengkapnya, bisa download: http://www.ziddu.com/download/23303092/KamusTambang.doc.html

Sumber Data dan Penggunaan SIG

Sumber Data Spasial
Data spasial yang digunakan untuk SIG dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain:
- Peta Analog
- Data Sistem Penginderaan Jauh
- Data Hasil Pengukuran Lapangan (termasuk GPS)

Tahapan SIG
Secara garis besar, SIG terdiri atas 4 tahapan utama, yakni:
- Tahap Input Data
- Tahap Pengolahan Data
- Tahap Analisis Data
- Tahap Output

Model Aplikasi SIG

Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, system informasi geografis sudah hampir menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan, terutama dalam bidang perencanaan pembangunan, kesehatan, pertanian, militer, social budaya, hingga politik. 

Data Vektor


Model data vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau poligon beserta atribut-atributnya.  Bentuk-bentuk tersebut didefinisikan oleh sistem koordinat cartesian dua dimensi (x,y).  Representasi vektor suatu obyek spasial merupakan suatu usaha menyajikan obyek sesempurna mungkin.  Untuk itu, dimensi koordinat diasumsikan bersifat kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan presisi.


Model Data Vektor Titik
Model data vektor titik meliputi semua obyek geografis yang dikaitkan dengan pasangan koordinat (x,y).  Disamping informasi mengenai koordinat x,y, data-data yang diasosiasikan dengan titik harus disimpan guna menunjukkan jenis titik yang bersangkutan .  Data-data tersebut dapat memuat informasi seperti ukuran tampilan dan orientasi simbol/titik tersebut. 


Model Data Vektor Garis
Model data vektor garis didefinisikan sebagai semua unsur linear yang dibangun dengan menggunakan segmen-segmen garis yang dibentuk oleh dua titik koordinat atau lebih.  Semakin pendek segmen-segmen garis, makin banyak jumlah pasangan-pasangan koordinat (x,y) dan makin halus bentuk kurva yang direpresentasikan.  Korelasi antar data vektor garis yang menunjukkan informasi yang sama (misal; pada jaringan sungai dan jalan) diperlukan suatu simpul penghubung yang disebut dengan node. 

Model Data Vektor Poligon
Struktur model data poligon bertujuan untuk mendeskripsikan properties yang bersifat topologi dari suatu area (bentuk, hubungan/relasi dan hirarki) sedemikian rupa, hingga properties yang dimiliki oleh obyek spasial dapat ditampilkan dan dimanipulasi sebagai peta tematik.  Model data vektor ini merupakan sekumpulan segmen garis yang membentuk kurva tertutup dan dicirikan dengan suatu nilai yang terdapat dalam seluruh luasan atau area kurva.  



Data Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk grid (Prahasta.E, 2001).  Kumpulan pixel-pixel yang menggambar suatu obyek spasial dapat disebut sebagai dataset obyek.  Setiap pixel dalam dataset raster mempunyai informasi atau sekumpulan data yang unik.  Informasi yang terdapat dalam satu pixel dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data atribut (informasi mengenai obyek, misal: sawah, kebun, pemukiman dll) dan koordinat data yang menunjukkan posisi geometris dari data tersebut.   
Data spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur obyek spasialnya (peta).  Akurasi model data ini tergantung pada resolusi atau ukuran dari pixelnya (sel grid) yang mewakili luasan di permukaan bumi.  Contoh model data raster ini adalah citra satelit dan DTM (Digital Terrain Model).  Secara geometrik, struktur model data raster dapat digambarkan sebagai i  kolom dan baris dalam sumbu koordinat x dan y, sedangkan informasi attribute terdapat dalam pixel dapat berupa sumbu z (misal data DTM), atau multi-attribute (n1, n2, n3…n, misal data satelit Landsat ).  Struktur model data raster dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Karakteristik Layer(s) Raster
Sebagai suatu model data, maka data raster juga mempunyai sifat atau karakteristik yang dapat menunjukkan bahwa data tersebut adalah data raster.  Karakteristik-karakteristik model data raster adalah sebagai berikut:
a.       Resolusi; resolusi spasial dapat diartikan sebagai suatu dimensi linear minimum dari satuan jarak geografi terkecil yang dapat direkam oleh data.  Satuan terkecil dalam data raster pada umumnya ditunjukkan oleh panjang sisi suatu bidang bujursangkar pixel.  Semakin luas suatu area di permukaan bumi yang dipresentasikan  oleh ukuran pixel, maka data tersebut beresolusi kecil, sebaliknya jika semakin kecil suatu area di permukaan bumi yang direpresentasikan oleh ukuran pixel, maka dikatakan bahwa data tersebut beresolusi besar.
b.     Orientasi;  Orientasi dalam model data raster dibuat untuk mempresentasikan arah utara grid.  Secara umum, untuk mendapatkan orientasi model data raster dilakukan penghimpitan arah utara grid dengan arah utara sebenarnya pada titik asal dari dataset, yang biasanya adalah titik di bagian kiri atas.
c.    Zone;  Setiap zone pada model data raster adalah sekumpulan lokasi-lokasi yang memperlihatkan nilai/ID yang sama.  Misalnya untuk suatu raster data sawah, maka ID pada tiap pixel sawah akan mempunyai nilai/ID yang sama.
d.     Nilai-nilai;  Nilai adalah item informasi (attribute) yang disimpan dalam sebuah layer untuk setiap pixel.  Sehingga pada ID yang sama pada beberapa pixel dapat mempunyai nilai yang berbeda.
e.  Lokasi;  Lokasi dalam model data raster dapat diidentifikasikan dengan nilai koordinatnya dalam sumbu x,y.  Nilai x dan y ini dapat menunujukkan koordinat bumi dan sangat bergantung pada jenis proyeksi yang digunakan dalam peta.
Sampling Raster
Sampling raster dimaksudkan untuk menentukan pusat atau lokasi data data dalam setiap pixel dalam sebuah dataset model raster.  Penentuan atau penempatan ini disebut dengan sampling.  Sampling dapat dilakukan dengan cara:
a.       Nilai pixel merupakan nilai rata-rata sampling pixel
b.       Nilai pixel berposisi di pusat pixel
c.       Nilai pixel berposisi di sudut pixel
Berikut ini adalah ilustrasi sampling nilai dalam dataset raster


Instalasi ArcGIS 10 SP1 Desktop

Bagi teman-teman semuanya, di laman ini akan saya jelaskan tahapan instalasi ArcGIS 10 SP 1 Desktop. Ini merupakan software crack, bukan software asli dari ESRI. Di folder instalasi terdapat berbagai macam file seperti di bawah ini.


Pilih Folder _new crack -> License Manager 10 -> setup.

Setelah terinstall, masuk ke Desktop Administrator, kemudian Re-read License.
Kemudian install ArcGIS 10 SP1 Desktop dengan file setup yang ada di luar (gambar pertama di atas), proses instalasi akan berjalan.
Setelah selesai instalasi, akan diminta memilih tipe desktop dan Define License Manager


Pilih sesuai gambar di atas, maka instalasi sudah selesai. Jika muncul kotak dialog Desktop Administrator, abaikanlah, klik OK.

Setelah itu, copy and replace file pada folder .../_new crack/_crack/service.txt ke folde .../Program Files/ArcGIS/License10.0/bin
Masuk ke License Administrator, STOP reading license, kemudian READ kembali, lalu klik OK. Anda bisa menjalankan ArcGIS-nya.

Semoga berguna bagi Anda semuanya. Terima Kasih

Mau dapat duit?

Dapatkan Uang dari Internet

PPC Iklan Blogger Indonesia